Profil Desa Pejogol
Ketahui informasi secara rinci Desa Pejogol mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pejogol, Cilongok, Banyumas. Jelajahi potensi wisata alam rintisan seperti Curug Wanasuta dan Curug Pengantin, geliat ekonomi agraris, serta kisah ketangguhan masyarakat dalam menghadapi tantangan alam di perbukitan.
-
Destinasi Wisata Alam Rintisan
Desa Pejogol sedang aktif mengembangkan potensi wisata alamnya yang tersembunyi, terutama Curug Wanasuta dan Curug Pengantin, yang dikelola secara mandiri oleh kelompok masyarakat lokal.
-
Ketangguhan Menghadapi Risiko Bencana
Berada di topografi perbukitan yang rawan, masyarakat Desa Pejogol menunjukkan resiliensi tinggi melalui upaya mitigasi bencana tanah longsor yang menjadi bagian dari kehidupan mereka.
-
Ekonomi Berbasis Agraris Tradisional
Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian yang kuat, dengan komoditas unggulan seperti gula kelapa dan cengkeh yang menjadi sumber penghidupan utama bagi sebagian besar warga.

Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, di antara kontur perbukitan terjal Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, terdapat sebuah desa yang menyimpan pesona alam sekaligus kisah perjuangan. Desa Pejogol, sebuah wilayah yang dianugerahi keindahan alam berupa air terjun tersembunyi, kini tengah merintis jalannya menjadi destinasi ekowisata baru. Namun di balik potensinya yang memikat, desa ini juga hidup dalam realitas tantangan geografis yang menuntut ketangguhan dan kewaspadaan warganya.
Desa Pejogol merupakan gambaran nyata dari semangat pembangunan berbasis komunitas. Melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang aktif, masyarakatnya bahu-membahu membuka akses dan mengelola potensi yang ada, mengubah air terjun yang semula terisolasi menjadi sumber harapan ekonomi baru. Ini ialah kisah tentang resiliensi, gotong royong dan optimisme dalam merawat anugerah alam seraya berdamai dengan risikonya.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara administratif, Desa Pejogol merupakan salah satu desa di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya berada di kawasan perbukitan yang menjadi bagian dari lereng Gunung Slamet, membuatnya memiliki topografi yang sangat bervariasi, mulai dari lembah subur hingga lereng-lereng curam.
Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 5,23 kilometer persegi (523 hektar). Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), populasi Desa Pejogol tercatat sebanyak 6.015 jiwa. Dengan data tersebut, kepadatan penduduk desa ini ialah sekitar 1.150 jiwa per kilometer persegi. Sebagian besar mata pencaharian penduduknya bertumpu pada sektor agraris, seperti petani, penderes nira kelapa, dan pekebun cengkeh.
Kondisi geografisnya yang berbukit-bukit menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menciptakan lanskap yang indah dan sumber mata air yang melimpah, yang menjadi cikal bakal objek wisata. Di sisi lain, kontur tanah yang curam dan intensitas hujan yang tinggi menjadikan beberapa wilayah di Desa Pejogol memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana alam, khususnya tanah longsor.
Pesona Tersembunyi: Rintisan Wisata Alam
Berbeda dari destinasi yang telah mapan, wisata di Desa Pejogol menawarkan pengalaman petualangan yang lebih otentik. Pengembangan objek wisata di sini digerakkan sepenuhnya oleh inisiatif masyarakat lokal melalui Pokdarwis.
Curug Wanasuta: Permata di Kaki Bukit
Curug Wanasuta menjadi daya tarik utama yang sedang dikembangkan. Air terjun ini menawarkan pemandangan yang alami dengan aliran air yang jernih, dikelilingi oleh tebing bebatuan dan vegetasi hutan yang lebat. Perjalanan menuju lokasi menjadi bagian dari atraksi itu sendiri, di mana pengunjung harus melalui jalan setapak, melintasi perkebunan warga, dan menikmati udara pegunungan yang sejuk. Pengelolaan yang masih sederhana justru menjadi nilai tambah, memberikan kesan "surga tersembunyi" bagi para pengunjung.
Curug Pengantin: Legenda Dua Aliran
Tidak jauh dari Curug Wanasuta, terdapat Curug Pengantin. Nama unik ini berasal dari ciri khasnya, yaitu memiliki dua aliran air terjun yang berdampingan, seolah-olah sepasang pengantin. Menurut cerita rakyat setempat, konon sepasang kekasih pernah bersemedi di tempat ini. Keunikan visual dan legenda yang menyertainya menjadikan Curug Pengantin sebagai destinasi yang menarik, terutama bagi para pecinta fotografi alam.
Pengembangan kedua curug ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Mulai dari pembuatan papan penunjuk arah, perbaikan jalan setapak, hingga penyediaan fasilitas dasar seperti area parkir dan warung kecil, semuanya merupakan buah dari semangat gotong royong.
Perekonomian Agraris sebagai Tulang Punggung Kehidupan
Sebelum pariwisata mulai menggeliat, dan hingga kini, sektor pertanian merupakan fondasi utama yang menopang kehidupan masyarakat Desa Pejogol. Lahan yang subur dimanfaatkan secara maksimal untuk berbagai komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Gula Kelapa dan Cengkeh: Komoditas Unggulan
Seperti desa-desa lain di sekitarnya, Pejogol merupakan salah satu daerah penghasil gula kelapa. Para penderes nira menjadi pemandangan umum setiap pagi, dan aroma manis dari dapur-dapur pengolahan gula menjadi ciri khas desa. Selain itu, Pejogol juga dikenal sebagai penghasil cengkeh. Perkebunan cengkeh yang tersebar di lereng-lereng perbukitan menjadi investasi jangka panjang bagi warga, yang akan memberikan hasil melimpah saat musim panen tiba.
Pertanian Pangan dan Palawija
Di lahan-lahan yang lebih landai di lembah, masyarakat menanam padi untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Berbagai tanaman palawija dan hortikultura juga dibudidayakan, menunjukkan keragaman agraris yang menjadi strategi ketahanan pangan dan ekonomi desa.
Hidup Bersama Alam: Tantangan Bencana dan Upaya Mitigasi
Kehidupan di Desa Pejogol tidak dapat dipisahkan dari tantangan alam. Lokasinya yang berada di zona rawan bencana menuntut masyarakatnya untuk selalu waspada dan adaptif. Bencana tanah longsor merupakan risiko paling signifikan yang dihadapi warga, terutama saat musim hujan.
Beberapa peristiwa longsor di masa lalu telah menjadi pelajaran berharga. Menanggapi hal ini, masyarakat dan pemerintah desa tidak tinggal diam. Berbagai upaya mitigasi dilakukan secara berkelanjutan, di antaranya:
- Pembangunan Infrastruktur MitigasiPembangunan talud atau dinding penahan tanah di titik-titik rawan longsor menjadi prioritas dalam penggunaan dana desa.
- Program PenghijauanPenanaman pohon dan vegetasi berakar kuat di lereng-lereng curam dilakukan untuk meningkatkan stabilitas tanah.
- Edukasi dan KesiapsiagaanBekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, masyarakat secara berkala mendapatkan sosialisasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana. Dibentuk pula Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk meningkatkan kapasitas respons komunitas.
Sikap proaktif ini menunjukkan bahwa masyarakat Pejogol tidak hanya pasrah pada nasib, tetapi secara aktif berupaya mengurangi risiko dan membangun lingkungan hidup yang lebih aman.
Tata Kelola Desa dan Semangat Gotong Royong
Pemerintah Desa Pejogol memainkan peran penting sebagai fasilitator dan regulator pembangunan. Alokasi Dana Desa diprioritaskan untuk program-program yang memiliki dampak langsung bagi masyarakat, seperti perbaikan akses jalan menuju objek wisata dan pembangunan infrastruktur mitigasi bencana.
Namun, motor penggerak sesungguhnya ialah semangat gotong royong yang telah mengakar kuat. Mulai dari membuka jalan baru ke curug, memperbaiki saluran air, hingga membantu tetangga yang tertimpa musibah, semua dilakukan secara bersama-sama. Sinergi antara pemerintah desa, Pokdarwis, dan kelompok masyarakat lainnya menjadi kunci keberhasilan program-program pembangunan di Pejogol.
Arah Pengembangan dan Harapan Masa Depan
Ke depan, Desa Pejogol memiliki visi untuk menjadi desa ekowisata yang maju tanpa kehilangan identitas agraris dan kearifan lokalnya. Arah pengembangannya akan berfokus pada pariwisata berkelanjutan yang berbasis pada konservasi alam dan pemberdayaan masyarakat.
Tantangan yang perlu diatasi meliputi peningkatan kualitas infrastruktur akses, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kepariwisataan, serta penguatan strategi pemasaran digital untuk memperkenalkan potensi desa ke khalayak yang lebih luas. Di sisi lain, upaya mitigasi bencana harus terus menjadi prioritas utama untuk menjamin keamanan dan keberlanjutan jangka panjang.
Desa Pejogol adalah potret otentik dari perjuangan dan optimisme. Di antara keindahan alam yang tersembunyi dan bayang-bayang risiko, masyarakatnya terus bergerak maju, membuktikan bahwa potensi terbesar sebuah desa lahir dari kegigihan warganya dalam mengubah tantangan menjadi peluang dan merawat anugerah alam dengan penuh tanggung jawab.